TAFSIR SURAT AR-Ruum 41: ???
oleh
Amirul Mu'min
Tak dapat dipungkiri, dunia kini sedang di cengkram ideologi sekularisme. Ideologi ini telah melahirkan berbagai paham dan sistem yang merusak kehidupan. Dalam penetapan baik dan buruk, ideologi ini mendasarkan asa manfaat materialis. Dalam ekonomi, ideologi ini melahirkan sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ekonomi ini menjadikan riba sebagai pilarnya dalam berekonomi dan merupakan melanggar syari'at islam. Faktanya, pilar tersebut menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi global.
Pola hidup masyarakat yang modern telah membuat pembangunan sangat eksploitatif terhadap sumber daya alam dan mengancam kehidupan. Pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan produksi terbukti membuahkan perbaikan ekonomi, akan tetapi gagal di bidang sosial dan lingkungan. Sebut saja meningkatnya emisi gas rumah kaca, berkurangnya areal hutan serta musnahnya berbagai spesies dan keanekaragaman hayati.
Maka dengan gagalnya system ekonomi kapitalis, lahirlah beberapa gagasan ataupun sebuah konsep yaitu, konsep green economy. Program lingkungan PBB (UNEP; United Nations Environment Programe) dalam laporannya berjudul Towwards green economy menyebutkan, ekonomi hijau adalah ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan social. Ekonomi hijau ingin menghilangkan dampak negative pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam.
Lingkungan hidup dan pelestariannya merupakan salah satu inti dari ajaran islam. Prinsip-prinsip mendasar yang membentuk filosofi kebijakan lingkungan yang dilakukan secara holistik oleh Nabi Muhammad Saw adalah keyakinan akan adanya saling ketergantungan di antara seluruh makhluk ciptaan Allah Swt. Karena Allah swt menciptakan alam semesta ini secara terukur(QS:Al Qomar 49)
Fenomena krisis lingkungan
yang kita hadapi saat ini merupakan masalah yang sangat serius. Krisis ini merupakan perkembangan kekinian aktivitas manusia yang merusak dimuka bumi. Dalam banyak hal, krisis ini ternyata berakar pada menipisnya tingkat keimanan manusia terhadap ajaran-ajaran Allah Swt, (QS: Al Anfal 73) dengan kata lain berakar pada krisis ketauhidan manusia. Selain itu mengutip Choundury yang menyatakan bahwa pembangunan social ekonomi berkelanjutan merupakan keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan keadilan social dalam kerangka hokum ilahi. Sehingga menurutnya green economy ini tidak jauh dari nilai-nilai tauhid yang di anut dalam system ekonomi islam.(Republika:2012)
yang kita hadapi saat ini merupakan masalah yang sangat serius. Krisis ini merupakan perkembangan kekinian aktivitas manusia yang merusak dimuka bumi. Dalam banyak hal, krisis ini ternyata berakar pada menipisnya tingkat keimanan manusia terhadap ajaran-ajaran Allah Swt, (QS: Al Anfal 73) dengan kata lain berakar pada krisis ketauhidan manusia. Selain itu mengutip Choundury yang menyatakan bahwa pembangunan social ekonomi berkelanjutan merupakan keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan keadilan social dalam kerangka hokum ilahi. Sehingga menurutnya green economy ini tidak jauh dari nilai-nilai tauhid yang di anut dalam system ekonomi islam.(Republika:2012)
Overview surah Ar rum ayat 41
Artinya :
" Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang lurus)".
(QS: AR RUM 41)
Tafsir ayat
Dalam menafsirkan ayat ini penulis membaginya kedalam dua bagian. Pembagian ini didasarkan pada adanya tiga kandungan di dalam ayat ini: 1) Penyebab kerusakan lingkungan di bumi, 2) Anjuran Allah Swt untuk kembali ke jalan yang lurus (syari'ah).
Tafsir (ظهرالفساد في البروالبحربما كسبت ايد ى النا س )
Kata (ظهر) pada mulanya berarti terjadi sesuatu dipermukaan bumi. Sehingga dia dipermukaan maka menjadi nampak dan terang sehingga bias dilihat dan diketa hui dengan jelas.
Dalam bahasa Arab, kata (الفساد) kebalikan dari الصلاح (kebaikan). Segala sesuatu yang tidak terkagori sebagai kebaikan dapat dimasukkan ke dalam al-fasâd. Berkaitan dengan kata al-fasâd dalam ayat ini, para mufassir berusaha mendeskripsikan kerusakan yang dimaksud الفساد adalah: Al-Biq menjelaskannya sebagai berkurangnya semua yang bermanfaat bagi makhluk. Menurut al-Baghawi dan al-Khazi fasâd adalah kekurangan hujan dan sedikitnya tanaman. Al-Nasafi memberikan contoh berupa terjadinya paceklik; minimnya hujan, hasil panen dalam pertani dan keuntungan dalam perdagangan; terjadinya kematian pada manusia dan hewan; banyaknya peristiwa kebakaran dan tenggelam; dan dicabutnya berkah dari segala sesuatu. Sedangkan kata (الفساد ) menurut al ashfani adalah keluarnya sesuatu dari keseimbangan, baik sedikit maupun banyak. Kata ini digunakan menunjuk apa saja, baik jasmani, jiwa, maupun hal-hal lain.(quraish shihab,2005:76)
Artinya, kerusakan yang dimaksud ayat ini bukan hanya peristiwa yang disebutkan itu. Sebab, sebagaimana ditegaskan asy-Syaukani, at-ta'rîf (bentuk ma'rifah) pada kata al-fasâd menunjukkan li al-jins (untuk menyatakan jenis). Artinya, kata tersebut mencakup semua jenis kerusakan yang ada di daratan maupun di lautan. Semua kerusakan dalam bidang politik,ekonomi, pendidikan, kesehatan,moral, alam, dan sebagainya termasuk dalam cakupan kata al-fasâd.
Salah satu contoh, Potret lingkungan di Indonesia dari tahun ke tahun makin memperhatikan. Tren kasus lingkungan ini terus meningkat seiring kebijakan daerah dalam mengelola daerahnya masing-masing. Berdasarkan data dari kementrian lingkungan hidup Indonesia, pada 2012 ada 300 kasus lingkungan hidup seperti kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, pelanggaran hukum, dan pertambangan. Data lain yang mendukung tentang potret lingkungan hidup adalah berdasarkan indeks kualitas lingkungan hidup yang di buat oleh kementrian lingkungan hidup, tercatat ada penurunan kualitas lingkungan, yakni pada 2009 sebesar 59,79%, 2010 sebesar 61,7%, dan 2011 60,84%. Hal ini juga diperkuat dengan data menuju Indonesia hijau dimana Indonesia hanya memiliki luas tutupan hutan sebesar 48,7% seluruh Indonesia. Dengan demikian contoh potret lingkungan tersebut membuktikan kebenaran surah an nur ayat 41 dengan memberikan pengertian bahwa telah tampak dengan jelas semua jenis kerusak di seluruh muka bumi, baik di daratan maupun lautan.
Berbagai kerusakan itu tidak terjadi bukan secara tiba-tiba. Pangkal penyebabnya disebutkan dalam firman Allah Swt berikutnya: بما كسبت ايد ى النا س (disebabkan oleh perbuatan tangan manusia). Menurut ayat ini pangkal penyebab semua kerusakan di seluruh muka bumi itu adalah ulah perbuatan manusia. Dijelaskan oleh para mufassir bahwa ulah perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan dosa dan maksiat. Al-Jazairi menafsirkannya: bi zhulmihim wa kufrihim wa fisqihim wa fujûrihim (karena kezaliman, kekufuran, kefasikan dan kejahatan mereka). Tidak jauh berbeda, Ibnu Katsir memaknainya bi sabab al-ma'âshi (karena kemaksiatan-kemaksiatan) Al-Zamakhsyari dan Abu Hayyan menuturkan bi sabab ma'âshîhim wa dzunûbihim (karena perbuata maksiat dan dosa mereka).
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNBP Sutopo P.N : sejak januari hingga 13 desember 2012, tercatat 729 kejadian bencana di Indonesia. Sebanyak 85 persen adalah bencana hidrometeorologi berupa banjir, kekeringan, tanah longsor, putting beliung, serata kebakaran lahan dan hutan.(kompas:2012), meningkatnya bencana hidrometeorologi disebabkan oleh kerusakan lingkungan akibat ulah manusia dan factor perubahan iklim, lanjut sutopo (kompas:2012). hal ini sejalan dengan firman Allah Swt QS asy-Syuara : 30.
Dengan demikian, ayat ini memastikan bahwa pangkal penyebab terjadinya seluruh kerusakan di muka bumi adalah pelanggaran dan penyimpangan manusia terhadap ketentuan syariah-Nya.
Tafsir ( ليذ يقهم بعض الذى عملوا لعلهم يرجعون)
#### sorry blm selesai J
To be continue . . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar